Jumat, 18 September 2015

Ngapain Malu Naik Bus DAMRI Bisnis...

Dicatat oleh : Saddam Cahyo
***

Sebagaimana yang diketahui, PO bus plat merah bernama DAMRI itu memang kini sudah banyak berinovasi, tidak lagi selalu identik dengan bus-bus tua berknalpot kebul yang bikin macet jalanan kota doang. Terutama untuk trayek Bandar Lampung - Jabodetabek / Bandung, bus DAMRI boleh dibilang sedang merajai tahta tertinggi pelayanan yang berkualitas dan terjangkau. Mobilitas warga di antara kota-kota itu memang terbilang tinggi, dan DAMRI cukup jeli menangkap peluang pasar.

Terpopuler adalah layanan bus jenis ROYAL CLASS yang setting kursinya hanya 1-2, dengan beragam fasilitas dan tampilan menarik pada busnya, ditambah harga tiket yang masih terjangkau kocek ketimbang harus naik pesawat yang lumayan sering delay berjam-jam. Nah, semenjak beberapa tahun terakhir inilah, trend utama naik DAMRI adalah menikmati bus royal classnya yang mengagumkan, hingga antrean tiketnya selalu cepat penuh terisi dan hampir tak bisa beli dadakan.

Bagi yang merasa kurang beruntung, bisa menikmati layanan bus jenis EKSEKUTIF, yang memiliki tampilan luar mirip royal class tapi setting kursinya tetap 2-2. Harga tiketnya sedikit lebih murah, dan juga masuk kategori paling cepat habis tiketnya. terakhir adalah si masa lalu, layanan bus BISNIS yang sering sepi kosong melompong karena tampilannya yang kuno. Tentu harga tiketnya juga lebih murah, dan ada banyak kekurangan seperti tidak ada toilet dan area bebas merokoknya.

Nah, tapi justru dari yang paling tak terlirik inilah saya mau berbagi pengalaman membahagiakan. Beberapa waktu lalu, karena keterbatasan anggaran maka saya memutuskan untuk pulang menuju Bandar Lampung dari bandung dengan menumpang bus DAMRI kelas bisnis. Maklum, harga tiketnya cuma Rp.195ribu, bandingkan dengan kelas eksekutif Rp.230ribu atau royalclass Rp.270ribu kan lumayan menghemat.

Kebetulan memang ini bukan waktu-waktu liburan sekolah ataupun mudik lebaran sehingga arus lalu lintas warga antar kota sangat normal lancar, sehingga tidak terjadi jejal-jejalan segala. Nah, tapi dalam situasi begini pun tiket bus DAMRI royal dan eksekutif hampir selalu habis terjual, itu berarti bus akan cukup penuh diramaikan segala macam manusia yang punya kepentingan dan ragam pemikiran yang amat beragam. Konsekuensinya ya tetap bakal berpotensi mengurangi kenyamanan dalam perjalanan.

Sebaliknya, pada bus DAMRI bisnis yang lengang itulah kenyamanan maksimal bagi penumpang seperti saya itu bisa diraih. Kemarin hanya ada 12 orang penumpang, berikut dengan supir dan dua kondekturnya. Tidak sampai separuh kursi yang tersedia itu diduduki manusia, ini menjadi kesempatan yang luar biasa buat saya yang kepengin istirahat total. Setelah bus mulai berjalan, saya yang semula duduk berdua di kursi depan, segera memutuskan untuk berpindah ke bagian belakang, saya cukup bebas memilih kursi kosong mana yang mau diduduki.

Saya juga bebas menyetel kursi menjadi nyaris horizontal seperti kasur, selimut dan  bantal pun bisa sesukanya dipakai, maka tidur pun bisa sepulas mungkin. TOh ini perjalanan malam, tidak ada pemandangan yang menarik untuk bisa dinikmati, maka sudah sebaik-baiknya bagi penumpang untuk menjaga kondisi tubuhnya dengan tidur, lagi pula bus damri cukup dikenal aman dari potensi kenakalan (pencurian, dan sebagainya) dari oknum petugas. Jadi tak perlu khawatir.

Soal waktu tempuh ? ini pun gak begitu ngaruh, mau naik bus jenis apa, justru semakin sepi penumpangnya maka laju bus tak akan sering disendat penumpang yang kepengin turun. Dari berangkat di pool Kebonkawung bandung sekira jam 19.15 Wib, saya sudah sampai di Bandar Lampung sekira jam 04.20 Wib. Asyiknya pula naik DAMRI adalah saya bisa turun langsung di Jl.ZA Pagar Alam, tempat saya tinggal, karena si bus selalu mengakhiri perjalanannya di pool DAMRI lampung yang berada di wilayah Rajabasa.

Jadi, ngapain malu, nguntungin tau..!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar