Kamis, 08 Oktober 2015

Memanfaatkan Runtuhan Tembok Di Saat Kepepet

***
Ada kalanya, kita berada dalam keadaan yang gak sedang punya anggaran yang cukup dan lebih, tetapi punya kebutuhan mendesak untuk merenovasi rumah kecil kecilan. Seperti saya yang harus membuat pintu geser tembusan dari kamar ke ruang tamu supaya lebih nyaman, kemarin waktu. Kalau sudah begitu tidak ada pilihan selain memutar otak mencari siasatnya.

Selain karena memang sedang tidak kondusif kondisi perekonomian, saya juga menengok pengalaman tetangga sebelah rumah yang sedang sibuk merenovasi bangunannya. Ternyata upah buruh bangunan per hari yang ia harus rogoh dari koceknya adalah Rp. 150 ribu per orangnya. Yang mengejutkan adalah melihat cara kerja para tukang di rumah sebelah, jam 8 pagi datang dan bersiap-siap, jam 8.30 mulai bekerja dan jam 11.30 mereka sudah berhenti untuk ishoma. Baru jam 13.00 mereka kembali bekerja, dan jam 15.30 mereka mulai bersiap untuk menghabiskan bahan dan membereskan peralatan serta stok material. Persis jam 16.00 mereka sudah berpamitan untuk pulang.

Itu berarti, total waktu kerja perharinya hanya 5,5 - 6 jam saja per harinya. Parahnya pula, seperti sudah menjadi rahasia umum alias kebiasaan buruk dari para kuli bangunan ini untuk mencari keuntungan lebih banyak, atau biasa disebut ngobyek si bos.

Senin, 05 Oktober 2015

Bikin Sendiri Gagang Palu Mu

***
Jika kita membeli palu atau martil ukuran besar yang biasa disebut godem untuk menjebol dan merobohkan tembok, itu tidak disertai gagangnya. Itulah yang saya alami saat kemarin ingin mencoba membuat lubang pintu kamar sendiri.

Para pegawai toko bangunan sih menyarankan untuk membeli rotan batangan karena sifatnya yang lentur sangat cocok buat menahan kerja benturan palu bogem alias godem itu. Tapi masalahnya harga rotan sering dibandrol kemahalan karena alasannya langka, lagi pula gak selalu ada yang jualan.

Akhirnya saya coba siasati pakai kayu kaso dari jenis yang kokoh. Saya.serut setiap sudutnya agar sedikit berubah dari sudut balok menjadi lebih bulat dan nyaman digenggam. Ujung nya ditipiskan.sesuai ukuran lubang di besi martil yang dibeli. Lalu dikencangkan dengan.paku dari.sudut yang berlawanan.

Syukurnya saya berhasil dan palu ini bisa terpakai.meski memang kita tidak bisa senyaman jika.gagangnya menggunakan rotan yang lentur. Ah tapi sangat lumayan...

Jadi gak sia sia saya beli martil seberat 3kg dan seharga 76ribu ini.









Jangan Cabut Paku Besar Pakai Palu, Linggis Saja

***
Pada umumnya kita tahu bahwa perkakas palu berdasarkan bentuknya, punya dua fungsi utama, terutama palu yang ada cabang tanduknya. Pertama berfungsi sebagai penghantam pak, kedua sebagai alat untuk mencabut paku.

Nah, tapi untuk fungsi yang kedua ini kita harus lebih cermat lagi. Palu zaman sekarang ini kebanyakan gak dibekali gagang kayu dengan kualitas yang kokoh. Sehingga sangat rentan dan mudah patah. Terutama jika dipaksakan untuk mencabut paku ukuran besar yang biasa dipakai untuk kayu kaso dan balok.

Itulah yang saya alami kemarin, alhasil palu saya patah dan jadilah saya bingung. Tapi dari situ pelajaran saya dapatkan. Bahwa sebaiknya untuk mencabut paku besar kita harus memakai alat bernama linggis, berupa besi batangan yang ujungnya berbentuk cabang tanduk. Sebenarnya ini pengetahuan sepele banget, tapi banyak kok yang seawam saya soal kerja bangunan. Hehehe.

Jangan lupa juga untuk memberi bantalan kaso supaya mempermudah proses pencabutan paku itu. Berikut saya beri gambarnya..



Ketika Gagang Palu di Rumah Patah

***
Kalau anda sama dengan saya, sedikit suka mengerjakan pertukangan sendiri di rumah, pasti ada kalanya perkakas yang kita punya itu mengalami kerusakan. Paling umum adalah palu yang gagangnya patah.

Kemarin saya mengalami langsung dan sempat kebingungan karena butuh ketok-ketok paku ke tembok. Saya cari jualannya di toko bangunan rh malah pada nawarin beli baru aja, yang gagangnya berbahan plastik fiber, lebih kuat dan tahan katanya. Atau bikin sendiri aja katanya.

Nah saran si abang pegawai toko ini akhirnya saya renungi sambil jalan pulang. Di rumah saya lihat lagi palu yang ada, dan muncul ide sederhana kenapa gak dilepas bagian yang patah dan dipakai lagi aja.gagang kayunya. Tentu dengan diserut pakai golok tajam dulu supaya sesuai dengan lubang di besinya.

Syukurlah saya berhasil dan palu yang semula patah bisa kembali terpakai. Berikut saya posting gambar proses nya. Memang tidak rapih karena keterbatasan skill kuli bangunan yang saya miliki, tapi setidaknya sangat lumayan lah.