Kamis, 19 Maret 2015

Beli Motor Bekas Memang Harus Jeli dan Cerdas

Dicatat oleh : Saddam Cahyo


***
Persisnya di penghujung bulan Desember 2014 kemarin, saya resmi membeli sebuah sepeda motor bebek bekas bermerk Honda Supra X 125 Std. Saya cukup bersyukur dan bangga setelah melakukan penantian dan harap-harap yang cukup lama, akhirnya bisa juga kesampean punya motor sendiri, walopun akhirnya untuk kali pertama beli motor ini harus yang bekas dulu karena keterbatasan anggaran. Tapi gak soal, karena prinsipnya saya jadi resmi punya motor pribadi yang leluasa bisa dirawat, dan dipakai untuk kepentingan saya sendiri.

Tapi pengalaman ini juga jadi pelajaran yang cukup penting buat saya sebagai bekal di kemudian hari. Awalnya setelah yakin bisa mengumpulkan uang sekitar 8,5 juta rupiah, saya mulai membulatkan tekad untuk tidak menunda-nunda lagi lakuin pembelian motor pribadi. Setelah minta restu orang tua, saya memulai tirakat :p . Pertama saya memilih dulu antara ambil motor baru yang kualitasnya pasti terjamin tapi selama 3 tahun ke depan masih harus terikat dengan beban cicilan per bulannya, atau saya ambil tunai beli motor bekas yang kudu masih tokcer biar plong selama minimal lima tahun kedepan juga tetap terjamin nyaman dipakai.

Berhubung saat itu saya belumlah berhasil jadi manusia produktif yang mandiri dan berpenghasilan cukup, akhirnya saya putuskan ambil pilihan kedua: beli motor bekas yang masih tokcer sesuai dengan batas kemampuan budget !

Dimulailah perburuan motor bekas itu saya lakukan ! pertama, dengan mendatangi beberapa showroom motor-motor bekas yang membentang hampir di semua penjuru Kota Bandar Lampung. Ada banyak sekali pilihan motor yang menggoda, tapi saya urungkan niat menggunakan jasa mereka karena beberapa pertimbanyan seperti harganya relatif masih mahal karena mereka sangat mengharap untung, dan kondisi motor yang kinclong di luar menurut beberapa sumber berpengalaman seringkali tidak sesuai dengan kondisi mesin motor yang sudah bongkar pasang atau tambal-sulam. Belum lagi adanya resiko pemalsuan dokumen kendaraan mengingat Lampung adalah Kota Begal.

Kedua, saya minta bantuan kerabat, kenalan, kawan, dan siapa saja lewat sebaran informasi mohon petunjuk jika ada orang yang dikenalnya sedang menjual motor yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan saya. Biasanya kalo ada yang jual kepepet dan dari tangan pertama alias pemiliknya langsung itu kota bisa dapatkan barang dengan kualitas oke tapi harganya murah.  Tapi sayang, saat itu tak satu pun datang informasi yang sesuai dengan harapan saya.

Ketiga, saya mengikuti petunjuk beberapa kawan untuk berburu informasi lewat portal jual-beli online. saat itu ada dua situs yang ramai yakni berniaga.com dan olx/tokobagus.com ( sekarang semuanya sudah merger melebur jadi hanya ada OLX.CO.ID ). Awalnya saya ragu sekali karena transaksi online dengan nilai jutaan rupiah itu sangat rentan penipuan, tapi kawan-kawan saya yang lebih dulu berpengalaman menjelaskan kalau di situs jual-beli ini kita tak perlu pakai perantara saat transaksi jadi lebih meyakinkan.

Mulailah saya menenggelamkan diri selama lebih dari satu minggu ke dalam kubangan informasi penjualan motor bekas di dua situs itu. Pilihannya yang sesuai dengan kemampuan budget saya ada banyak ternyata ! tapi awalnya saya pikir akan membeli motor jenis Honda Revo atau Supra X 125 di bawah tahun 2006 saja lah karena rerata harganya bakalan lebih miring, di bawah 7 juta rupiah, itu artinya budget saya maish lebih dan bisa dipakai buat keperluan yang lain. Tapi banyaknya tawaran motor Yamaha MX yang harganya juga masih saya sanggupi mulai membuat saya ragu, sebab motor jenis ini memang lebih keren.

Tapi segera saya urungkan, mengingat batas kemampuan saya masih belum cukup untuk membiayai nafsu bensin jenis motor 135 cc itu. Nah, mulai jugalah saya mengalihkan perhatian untuk mencari motor jenis Honda Supra X 125 cc yang di atas tahun 2007 karena saya yakin motor jenis ini punya kapasitas mesin yang mumpuni dan konsumsi bbm nya pun cukup bersahabat dengan kantong saya. Tentu saya cari yang dijual seharga 8,5 juta ke bawah dan itu cukuplah sulit.

Kebanyakan motor jenis ini masih ditawarkan dengan harga jual yang tinggi, minimal 8,5 dan masih ada yang mencapai 14 juta rupiah tergantung tahun pembuatannya. Setelah bersabar menanti hadirnya tawaran yang paling sesuai kriterianya, yakni plat dalam kota, tahun 2007 ke atas, harga dibuka 8,5 juta, dan kondisi masih tampak cukup, pajak dan surat-surat aman. Akhirnya muncullah satu penawaran paling sesuai dan mulailah saya coba hubungi nomor henpun pemiliknya untuk bikin janji ketemuan.

Setelah berhasil memaksa bertemu, akhirnya datang juga hari dimana saya sudah kebelet pengen punya motor sendiri. Ini saya sadari sebagai salah satu keburukan diri saya, yakni kurang sabar, cermat, cerdas setiap punya hajat ingin membeli barang. Sore itu saya janjian ketemu di depan kantor asuransi axa tempat orangnya bekerja, saya ajak sahabat baik saya yang rasanya lebih cakap negoisasi ketimbang saya, sekalian biar aman karena pergi nemuin orang asing bawa uang cash yang cukup besar.

Motornya berwarna merah dan hitam, tahun pembuatan 2009, semuanya masih ori bawaan dealer, pajak hidup, surat dan faktur pembeliannya masih lengkap, harga dibuka 8,5 juta dan dia adalah pemilik pertamanya. Nah, sampai disini saya kembali menampakkan watak buruk, yakni terlalu ingin cepat selesai urusan, malas kroscek, malas ribet nawar, dan sudah cocok-cocok saja dengan segala kriteria formal "di atas kertas".

Padahal sahabat saya itu sudah berbaik hati ingin serius membantu, dia yang ribet ngecek kondisi fisik kendaraan, dan ditemukanlah keadaan bahwa ada banyak kekusaman dan lecet-lecet di bagian body motor itu. Pun soal kilometernya yang sudah mencapai 58ribuan. Tapi setelah dia coba rasain bawa, mesinnya masih joss bin asik katanya. Nah, kembali saya lakukan kesalahan berulang yang merugikan. Si kawan ini sebenernya mau mengajak saya pura-pura kurang berminat dan sepakat nawar ngotot harga motor ini agar bisa turun sampe 6 juta saja karena ada banyak kendala yang mungkin butuh biaya perbaikan,  selain itu ya biar bisa dapet murah aja.

Tapi sayang, dia gak ngomong langsung ke saya dan saya pun gak punya instin gcekatan yang bisa langsung nangkep maksud gerak-geriknya yang makin aneh itu. :D Alhasil saat proses tawar menawar berlangsung, karena saya merasa ah sudah cocok aja dan saat saya sebut angka 7,5 juta si pemiliknya langsung bilang oke, saya rasa ini sudah jauh lebih murah ketimbang estimasi budget saya. Tapi si kawan justru setelahnya menyatakan penyesalan karena saya dianggap sudah melakukan kesalahan fatal dengan menyia-nyiakan kesempatan negoisasi yang lebih menguntungkan. Ah.. terlanjur sudah Bung !

Alhasil setelah satu minggu motor itu saya bawa pulang dan nikmati sebagai milik pribadi, mulai timbul beberapa kendala dan terus berturut-turut dalam dua bulan awal. Pertama, tetiba malam hari bau bensin menebar kemana-mana karen netes dari saluran pembuangan mesin, saya bawa ke bengkel sambil parno kalo sampe harus ganti karburator, eh ternyata ini karena motor sudah kelamaan gak diservis jadi karburatornya kotor parah sampe mengganggu jarum bahan bakarnya, sekalian ngebenerin tombol chuck yang udah lepas karena bautnya hilang, total saya habis 50 ribu.

Kedua, makin hari itu motor makin oleng kalo dibawa jalan di aspal mulus, apalagi kalo ngebut dan mau belok nikung, saya bawa ke bengkel untuk di stel ulang jari-jari roda depan dan belakang, total habis 80 ribu. Ketiga, saya harus beli kaca spion karena memang sudah tinggal sebelah dan kondisinya pun sudah miris, saya habis 40 ribu. Keempat, saya juga harus ganti itu pijakan step kaki belakang yang sudah kendor meleot sana-sini dan bikin gak nyaman bagi siapa pun yang diboncengi, habislah saya 35 ribu.

Kelima, makin hari itu rem belakang makin rajin bunyi berdecit-decit dan lama-lama makin mutlak gak bisa dipake ngerem, dua bengkel saya datangi menolak kasih layanan dan cuma nyaranin saya untuk bersihin sendiri, mungkin kotor karena musim hujan katanya. Tapi karena makin jadi problem saya paksa itu bengkel ngebongkar dan ketahuanlah kalo kampas rem ini emang belum habis, tapi imitasi dan sudah nyaris patah ! habislah saya 45 ribu untuk ganti baru yang ori.

Keenam, saya harus juga ganti oli karena memang sudah waktunya diganti. habislah saya juga 45 ribu. Lalu ketujuh, karena bodynya sudah ada beberapa bagian yang tampak terlalu kusam dan tak sedap dipandang saya beli pilox hitam dob seharga 25 ribu buat mengecat beberapa bagiannya biar agak lebih segar dipandang.

Kedelapan, saat saya sedang berusaha menunda penggantian satu set gir dan rantainya yang sudah mulai aus karena budget sedang dihemat-hemat, eh ternyata saya kena musibah pecah ban di jalan. Ditemukanlah bahwa ada 5 lubang di ban dalam yang disebabkan oleh kawat-kawat ban luarnya yang sudah gundul itu pada mencuat menusuk. Alhasil saya harus ganti itu semua sekaligus. ban luarnya 150 ribu dan ban dalamnya 50 ribu jadi 200 ribu sudah dengan ongkos pasang.

Kesembilan, demi kenyamanan dan keselamatan berkendara, saya beli itu jas ujan atas bawah yang cukup besar dan berbahan kuat seharga 100 ribu. Kesepuluh, saya juga beli itu helm baru seharga 150 ribu biar makin asik menikmati motor pribadi perdananya. Kesebelas, saya juga beliin itu sarung jok jaring biar makin empuk dan gak panas kalo habis parkir tanpa atap seharga 50 ribu. Keduabelas, saya baru sadar kartu SIM sudah kadaluarsa dan butuh uang 300 ribu buat menggantinya dengan yang baru.

Alhasil dari semua ini, dalam dua bulan pertama, untuk motor ini saya sudah menghabiskan dana sebesar : 50rb (servis karbu) + 80rb (stel jari-jari) + 35rb (step blkg) + 40rb (kaca spion) + 45rb (kampas rem) + 45rb (oli) + 25rb (pilox) + 200rb (ban luar-dalam) + 100rb (jas ujan) + 150rb (helm) + 50rb (Jok Jaring) + 300rb (SIM) = Rp. 1.120.000,- terbilang satu juta seratus dua puluh ribu rupiah.

Ini belum semua tuntutan saya penuhi lho ! seperti ganti seperangkat gir rante tadi, atau problem dan kebutuhan lainnya yang belum tampa. Bisa dibilang untuk motor bekas yang saya bayar 7,5 juta ini saya sebenarnya sudah menghabiskan uang lebih dari batas budget yang hanya 8,5 juta. Saya pun ikut meyesali anjuran sahabat saya tadi yang awalnya sudah yakin ini motor sesungguhnya bisa kami beli seharga 6,5 atau 7 juta saja. Hmm.. yasudahlah, ikhlaskan jadi pelajaran..

Begitulah, beli motor bekas itu memang harus sabar, jeli, dan cerdas Bung ! Kita harus lebih bersabar dan maksimal saat melakukan perburuan informasi, supaya alternatif pilihan yang sesuai dengan kriteria kita pun jadi lebih banyak. Setelah nemu pilihan yang dirasa cocok, usahakan janji ketemuan di tempat yang aman, bisa juga dengan cara kita membawa teman yang terpercaya.

Setelah itu kita juga harus berani dan gak boleh males meriksa kondisi kendaraan dari tampilan luarnya, sampe ke mesin, dan hal-hal remeh temehnya. Ini penting banget supaya kita bisa menaksir berapa biaya yang dibutuhkan segera untuk menyempurnakan kembali performa si motor bekas yang kita beli. Ini juga jadi bekal buat mengoptimalkan momentum negoisasi dengan si penjual, bangun komunikasi positif bahwa kita saling membutuhkan, biar gak saling nahan ego pengen untung sendiri. Jangan lupa transaksinya harus jelas dan sah secara hukum, bikin surat jual-beli yang bermaterai, sempatkan ambil foto dan saling tukar foto copy kartu identitas.

Nah, tapi biar pun si motor yang sudah terlanjur kebeli ini sempat dirasa kurang memuaskan hati. Saya sudah ikhlas, dan sekarang mulai semakin bangga sama motor pribadi perdana ini. Saya juga berusaha betul memakai dan merawatnya sebaik dan sebijak mungkin. Bagaimanapun, motor ini bakal jadi kawan berjuang yang setia selama ngejalanin hidup beberapa tahun ke depan.. :D


Ini dia jagoan saya si merah "Ilmoe" . . .






1 komentar:

  1. MELAYANI JASA PEMBUATAN DAN PERBAIKAN WATERPAK,WATERBOOM,KOLAM-KOLAM SEPERTI KOLAM ARUS,KOLAM OMBAK,KOLAM KIDDY POOL,DAN PATUNG-PATUNG FIBERGLASS.DAPAT DIKIRIM KE BERBAGAI DAERAH.
    UNTUK INFO LEBIH LANJUT,HUBUNGI 081112300319

    BalasHapus