***
Siapa yang pernah atau sering melakukan perjalanan darat lintas pulau Sumatera dengan pulau Jawa tentu tak akan asing dengan rute laut selat sunda antara Pelabuhan Merak-Banten dan Pelabuhan Bakauheni-Lampung. Biasanya kita harus menempuh perjalanan laut menaiki kapal Ro-ro atau Ferry yang besar selama sekitar 2-4 jam dalam keadaan ombak normal untuk menyeberang antar pulau utama negeri Indonesia itu.
Selama perjalanan, kita juga akan terbiasa dengan hadirnya pilihan-pilihan tempat duduk yang disediakan oleh masing-masing kapal. Ada yang gratis atau kelas ekonomi dengan keadaan yang serba apa adanya, termasuk minim alat keselamatan, kadang nyaman di dalam ruangan, kadang jumlah kursinya sangat sedikit, kadang di luar ruangan tanpa dinding, tapi kadang malah tidak disediakan.
Ada yang bisa duduk empuk dan ber-AC tapi bayar sekitar 5-10 ribu rupiah. Ada juga ruang lesehan yang sangat menggiurkan dan tampak paling nyaman untuk melepas penat perjalanan darat. di dalamnya kita bisa meregangkan dan meluruskan tubuh atau malah sampai tertidur pulas beberapa jam.biasanya dikenakan tarif 10-15 ribu rupiah berikut bantal.
Sebagai orang yang cukup sering mobile antar dua pulau ini, tak jarang saya juga ambil kesempatan untuk memaksimalkan istirahat di dalam ruangan eksklusif yang berjuluk RUANG LESEHAN itu tadi. Maklum, kadang tubuh kita sudah terasa sangat lelah dan pegal bertahan dalam posisi duduk selama berjam-jam, sekali pun mata tertidur selama perjalanan bis, tetap saja tidur telentang jauh lebih nikmat rasanya !
Sayangnya bulan Februari kemarin saya kedapatan musibah yang tak mengenakkan persis di dalam ruang lesehan kapal Ferry sepanjang penyeberangan Merak-Bakau. Ceritanya saya yang sudah sangat lelah dan ngantuk dari bus mulai memasuki pelabuhan merak sekitar pukul 01.00 WIB. Karena kondisi tubuh yang menuntut istirahat dan kebetulan pasangan saya juga lebih nuntut lagi tubuhnya untuk segera ambil rehat di ruang lesehan, maka setelah masuk dalam kapal, kami berdua pun segera ambil posisi senyaman mungkin.
Tak lama kemudian kapal mulai bergerak berangkat dan petugas penarik tiket tambahan untuk biaya tidur di ruang lesehan pun mulai berkeliling menagih sambil menawarkan bantal. Beberapa saat setelah itu kami masih terlibat dalam obrolan senda gurau seperti biasanya, tapi karena mulai semakin lelah kami pun ambil ancang-ancang posisi tidur yang senyaman mungkin. Sebelum itu memang kami putuskan untuk tidur di dekat bagian yang ada lubang saklar sambil ngecas handphone.
Kebetulan, saat itu saya sedang dalam situasi seneng-senengnya punya hape baru, jenis android kit-kat dari Lenovo seharga 1,5 jutaan. Yaph, gak istimewa amat sih buat para penggila gadget, tapi bagi saya ini sudah lebih dari cukup untuk disebut istimewa.. :) Nah, si henpon baru itu ternyata memang sudah lowbat dan kami rasa butuh sekali untuk diisi baterainya, biar sepanjang perjalanan kami berdua masih bisa sempatkan waktu untuk ambil beberapa foto atau menghubungi sanak-famili.
Tapi sayang, kami sama-sama ceroboh, telat menyadari kalau kejahatan bisa terjadi dimana saja dan dalam keadaan apa saja. Sekalipun itu hp di cas nempel dengan tubuh saya dan sudah ada tas-tas kami yang mengelilingi sebagai batasan teritorial. Ternyata rejeki saya atas hape itu tetap saja harus pupus dalam usia yang baru melewati kegenapan dua bulan waktu berlalu itu..
Ceritanya, setelah saya ketiduran dan berkali-kali berusaha untuk terbangun tapi jadinya malah setengah sadar. Ada sesosok pria dewasa yang bertubuh kurus, mengenakan celana bahan jeans biru dan sewater tebal berwarna keabuan yang tiba-tiba sudah tampak tertidur pulas dalam posisi kepala berdekatan dengan kepala saya. Dalam keadaan setengah sadar saya sempat memastikan kalau dia itu tampaknya memang tidur pulas sebagaimana hampir semua penumpang yang ada di ruang lesehan malam itu. Sayangnya saya tak cukup sadar untuk segera mengamankan henpon baru yang lagi diseneng-senenginnya itu dari posisi tercolok listrik.
Dan tiba-tiba saya terbangun setengah kaget baru ingat untuk segera mencabut itu hape, dan ternyata orang yang tidur itu sudah pergi menghilang entah kemana berikut hape kesayangan saya yang masih baru itu, tapi untung ! chargernya masih ditinggal menggantung :(
Saya panik, membangunkan itu pasangan saya, menanyakan ke semua orang yang ada di ruang lesehan, dan berkeliling kapal mencari sosok yang samar-samar saya lihat saat ketiduran sebelumnya. tapi nihil ! dihubungi pun namanya sedang di atas lautan, tidak ada signal ! Saya coba ikhlas tapi masih dongkol sepanjang perjalanan, dan ternyata orang-orang satu bus DAMRI juga menceritakan bahwa malam itu di dalam kapal ada banyak orang yang panik mengaku kehilangan handphone seperti yang saya alami juga.
Dari pengalaman buruk ini saya mendapat pelajaran, ternyata ini modus yang sudah umum dilakukan oleh para pelaku kriminal di dalam kapal, pelakunya bisa berasal dari berbagai kalangan, tak menutup kemungkinan mereka itu kru kapal atau malah sesama penumpang. yang jelas, perlu sama-sama diketahui jika menaiki kapal ferry khususnya di waktu malam hari, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan. jaga barang bawaan pribadi secermat mungkin, kalau memang harus ngecas handphone, jaga ! jangan nitip orang lain apalagi ditinggal tidur, isi saja secukupnya kalo memang kita sudah ngantuk atau lelah.
Perlu diperhatikan juga, ini setelah beberapa kali lagi saya lakukan perjalanan malam di atas kapal ferry, ternyata ruang eksklusif lesehan ber-ac ini tidak pernah akan bisa menjamin keamanan dan kenyamanan. kenapa ? karena petugasnya yang gak jelas ! mereka hanya standby selama kapal belum berangkat hingga awal-awal kapal berangkat, tapi setelah semua penumpang ruang lesehan merasa telah mendapatkan posisi nyamannya masing-masing dan seluruhnya sudah ditarik iuran, maka mereka akan melengos pergi meninggalkan kita semua selama perjalanan. nah ! di celah inilah, orang-orang yang sebelumnya tak punya niat dan akses serius tidur di dalam ruang lesehan bisa memanfaatkan kesempatan untuk bebas leluasa keluar-masuk seolah-olah mereka juga penumpang ruangan berbayar ini. Disitulah letaknya celah kriminalitas bisa marak terjadi.
Seperti yang saya alami, saat masih setengah sadar mengetahui ada orang yang mendadak tidur di dekat handphone saya itu setelah saya cermati ternyata berlangsung setelah perjalanan kapal telah menempuh waktu lebih dari 1,5 jam, artinya dia bukanlah penumpang yang sejak awal mendiami ruangan lesehan, ini juga tampak dari barang bawaan yang samasekali gak dia bawa dan dengan mudahnya dia melengos pergi setelah mangsanya diterkam.. huft ! sudahlah, begitu saja, selamat mawas diri dalam perjalanan !
Berhubung HP android kesayangan saya sudah hilang dan belum tergantikan, jadi sebagai ilustrasi saya comotkan beberapa gambar ruang lesehan dari portal orang lain berikut ini deh biar agak seru..
http://astriahijriani.blogspot.com/2012/08/menyeberangi-selat-sunda-dengan-kmp.html
http://empingpurplelovers.blogspot.com/2012/03/penyebrangan-merak-bakauheni.html
http://www.bismania.com/home/archive/index.php/t-6533.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar