Dicatat oleh : Saddam Cahyo
***
Pasti
anda semua tidak cukup akrab dengan si "Scabie Brengsek" yang saya benci ini. Jangan sampai tertipu karena namanya yang bernuansa imut, sebab ini
salah satu hewan mikroskopik yang paling menyebalkan dan patut diwaspadai
sebagai musuh bersama umat manusia lho !
Sebenarnya
kita sedang membicarakan satu binatang kecil yang tak kasat mata dan biasa
dijuluki TUNGAU ataupun KUTU oleh masyarakat awam. Lebih tepatnya adalah hewan parasit
bernama ilmiah Sarcoptes Scabiei, tapi ini bukan jenis kutu rambut ya, beda! Dia lebih
merujuk pada hewan yang disebut kutu badan karena sifat hidupnya yang menjadi
parasit di permukaan kulit manusia maupun hewan (terutama mamalia).
Yak
betul, penyakit ini biasa disebut INFEKSI SCABIES oleh dokter, tapi orang awam
punya julukan yang lebih memilukan: KUDISAN !!! alias GUDIKAN!!! Alias BUDUKAN!!!
Duh,
benar-benar memalukan, tapi jangan sampai membuat kita jadi malu dan ragu
menindaklanjutinya ya ! Percayalah, ini bukan penyakit bersifat mematikan
secara langsung, kecuali jika anda sibuk garuk-garuk selangkangan dengan kedua
tangan sambil ngebut mengendarai motor di jalanan aspal berlupang yang ramai
dilewati truck Fuso. Hehehe.
Gejala
yang paling sering dijumpai adalah rasa gatal yang tiada kunjung
henti-hentinya, terutama di malam hari karena itulah jam aktif hidupnya si kutu
brengsek tadi. Umumnya rasa gatal
yang sangat terasa pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, atau selangkangan.
Disertai timbulnya bintik bintik atau malah sedikit bentol yang tak jarang
berair atau malah bernanah.
Kadang ini menyebabkan si penderita
harus menggaruk kulitnya biar agak tenang meski bahkan bisa menimbulkan luka
dan infeksi. Sebenarnya rasa gatal tersebut akibat kaki si kutu brengsek yang
punya siklus hidup sekitar dua mingguan itu sedang giat bekerja dibawah permukaan
kulit kita, mereka bergerak membuat lubang-lubang ideal bagi sekitar 50 telur-telurnya yang
siap menetas dibawah permukaan kulit kita sendiri.
Penularannya
bisa karena kontak kulit langsung dengan si penderita, kontak tak langsung
seperti penggunaan handuk, seprai/tempat tidur, pakaian secara bersama-sama
dengan si penderita. Atau bisa juga kita tertular dari hewan mamalia peliharaan
sendiri, semisal anjing, kucing, dan sebagainya.
Saya sendiri tertular setelah adik saya pulang membawa keluhan gatal luar biasa dan bintik di pergelangan tangan dan sela jari tangan. Sebulan setelahnya baru saya ikut menderita. Kita harus waspada,cermat, dan responsif. Ya tapi wajar saja kalau bagi yang gak tau soal ini bisa terlambat menyadari karena gak paham gejalanya.
Kemungkinan besar adik saya ini tertular dari kucing liar kampung. Kebiasaannya emang terlalu gampang gemes tiap ngeliat kucing seliweran, diambil, dipangku-pangkuan, dan dielusin. Percayalah itu gak baik..! Mereka cuma sarang kutu yang bertampang meluas dan bersuara manja tapi sejatinya menjijikkan.
Ohya, ini penyakit kulit yang gak langka dan sering banget mewabah di Indonesia. Jadi untuk menghemat anggaran, anda bisa coba atasi sendiri ketimbang bayar mahal jasa dokter spesialis kulit. Tapi kalau kurang sukses ya semestinya berobat serius.
Brengseknya,
si Scabie ini memang paling demen banget menggali sarang berupa terowongan di bagian-bagian kulit tubuh
yang paling gak kita harapkan. Sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, sikut
dan sela-selanya, belakang tumit, paha belakang, paha dalam, selangkangan,
leher belakang, belakang telinga, pusar, wajah, ketiak, belahan kulit pinggang
dan perut, lipatan payudara, dan bahkan untuk lelaki juga mengancam kulit
scrotum plus batang penis !!!
Sementara pada perempuan waspadailah bagian aerola mamae alias lingkaran hitam di sekitar puting payudara..
Biasanya
ini penyakit yang kadang bikin kita ngerasa kena kutuk itu paling rentan dan
sering dialami oleh mereka yang tinggal secara massal, di tempat tertentu. Ya
bisa aja itu seperti asrama, pesantren, kos-kostan, rumah keluarga besar, sekolah,kantor, dan
sebagainya, pokoknya tempat yang ramainya kelompok orang yang sama berinteraksi
sesering mungkin dah.
Tapi
jangan salah paham, ini bukan kutukan sosial yang disebabkan oleh interaksi,
sampe membuat kalian ragu menjadi makhluk sosial dan makin dalam memupuk
individualisme. Melainkan karena biasanya di tempat tinggal yang ramai itulah
ini penyakit gudik bisa jadi wabah massal yang menggemparkan, dan menimbulkan
kerusuhan, lantaran banyak orang yang dalam tempo waktu cukup panjang
terus-terusan sibuk gegarukan sampe kesel dan lecet..!
Yang
jelas, ini penyakit gak akan pernah bisa sembuh dengan sendirinya. Kalau
dibiarkan, kita malah bisa mengalami keadaan yang jauh lebih buruk, GUDIKAN
MENAHUN ! Kepengen ? Gak usah lah !
Oke,
inilah dia obat mujarab yang setidaknya dikenal paling ampuh karena paling
banyak diresepkan oleh dokter kulit di Indonesia. Perkenalkan dua bersaudara
resep obat gudik berjuluk SCABICID dan SCABIMITE.
Keduanya
memiliki bentuk kemasan yang mirip, yakni tube cream alias salep yang kecil,
antara 10 mg atau 30 mg yang bakalan habis dalam satu kali pemakaian. Tapi si
kecil ini memang gak boleh diremehkan, sebaliknya malah patut diacungi jempol !
Nyarinya dimana? Ya di toko obat alias apotek/apotik terdekat di lingkungan
tempat tinggal masing-masing.
Perbedaannya
ada pada harga dan berujung pada kualitasnya, si Scabicid lebih murah, kisaran
20 ribu tapi agak lebih terasa panas saat dipakai, sedangkan si Scabimite
kisaran harganya dua kali lipat tapi cenderung nyaman dipakai. Caranya dengan mengoleskan
cream bin salep itu merata pada seluruh permukaan kulit mulai dari ujung kepala
sampai ke jari-jari kaki, terutama daerah belakang telinga, lipatan bokong dan
sela-sela jari. Karena tujuan kita adalah membombardir semua permukaan kulit yang bisa jadi sedang dipakai sebagai bunker oleh parasit brengsek penyebab gudik ini.
Lama
pemakaian selama 8-12 jam. Dianjurkan pengolesan pada malam hari atau setelah
mandi sore, kemudian baru boleh dicuci pada keesokan harinya. Pemakaiannya jika
dirasa kurang maksimal dan sempurna, boleh dilakukan berulang dalam tempo
kurang dari satu minggu, tapi jangan sampai anda sekalian menggunakannya lebih
dari tiga kali dalam waktu berdekatan, konon kabarnya malah bisa menimbulkan
reaksi yang tidak baik pada permukaan kulit.
Disamping
itu semua, kita boleh juga konsumsi obat-obatan oral seperti antibiotik jika
ada luka, ataupun obat pencegah alergi untuk meminimalisir rasa gatal. Kita juga boleh memakai rutin bedak SALICIL untuk membantu mengurangi rasa gatal, biar gak digaruk kuku tapi dielus saja biar mereda. Karena kalau digaruk memang malah memperburuk keadaan, dia bisa merusak permukaan kulit dan meradang alias luka yang nantinya membekas, atau justru dia membuat kita gak sadar sudah ikut berpartisipasi menyebarkan larvanya ke bagian tubuh yang lain.
Pasalnya, proses pengobatan tidak pernah bisa berlangsung secara instan,
selalau membutuhkan waktu dan ditentukan oleh kedisiplinan diri kita dalam
berikhtiar mencari penyembuhan.
Gangguan tidur dan labilitas emosi memang kadang juga muncul akibat penyakit sialan ini. Karena itulah scabies juga sering dianggap sebagai cobaan hidup yang menguji iman dan hati nurani kita. Sabar dan tawakal ya, pasti bisa sembuh kok.
Penting
juga bagi kita untuk segera mencuci seluruh pakaian, sarung bantal, seprai, dan
kain lainnya yang pernah kita pakai sejak awal gejala gatal-gatal ini
menyerang. Teknik pencuciannya adalah, RENDAM DULU DENGAN AIR PANAS, baru
lakukan proses pencucian normal sebagaimana biasanya. Trik ini harus terus
dilakukan selama proses penyembuhan, dan gak rugi juga kalau malah jadi
kebiasaan.
Setelah
itu, wajib kiranya kita menjaga kebersihan tempat tinggal, sapu dan pel semua
ruangan terutama kamar tidur kita. Jemurlah semua kasur, atau mungkin sofa di bawah
terik matahari, sebisa mungkin tindakan preventif ini juga dijadikan kebiasaan
agar ke depan kita semua bisa terhindar dari penyakit yang kadang bisa membikin
gejala stress ringan bagi penderitanya ini.
Satu hal penting lagi yang perlu diingatkan adalah; LAKUKAN PENGOBATAN SECARA MASSAL ! Yakinlah kalau semua orang di lingkungan si penderita tinggal sangat berpotensi sudah tertular, jadi jangan egois pengen sembuh sendiri, karena itu nyaris percuma ! kita harus berjuang mengganyang ini kutu brengsek secara bergotongroyong dan serentak !
Selanjutnya, biasakanlah sesekali dalam seminggu mandi pakai air hangat dan sabun ASEPSO atau yang mengandung unsur antiseptik lainnya seperti DETTOL. Kalau ada malah pakai sabun yang mengandung sulfur bin belerang seperti JF SULFUR...
Biar asyik dan aman, jika di wilayah tempat tinggal kita ada pemandian air panas terutama belerang, jadikanlah rutinitas baru sekeluarga anda untuk wisata bersama beberapa kali dalam setahun.
Dan
yang paling penting sebagai penutup adalah;
CEPAT
BERTINDAK ! OBATI DIRIMU ! JAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN !
HENTIKAN KEBIASAAN SALING BERTUKAR BARANG KEBUTUHAN PRIBADI (alat mandi, pakaian dalam, handuk,dsb) DENGAN BANYAK/SEMBARANG ORANG..
YAKINLAH, ANJURAN RAJIN MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN CAIR ITU HAL SEPELE YANG GAK USAH DIBANTAH LAGI MANFAATNYA...!
Saya sampai mencetak dan menyebar poster ini untuk mendisiplinkan diri dan semua personel rumah tangga demi mengakhiri semua ini, mungkin bisa anda contoh :
Dan inilah perangkat senja tempur saya sekeluarga memerangi ini kutu brengsek.. 1. Cream Scabimite 30g seharga 86ribu; 2. Sabun mandi JF Sulfur seharga 10rb; Bedak Salicyl 60g seharga 7rb. Sekedar saran, optimalkan pemakaian itu Scabimite, oles sampai dua kali dalam semalam juga boleh, dan gunting saja itu kemasan tube nya lalu di korekin sampai ludes semua terpakai gak sia-sia.